“HUJAN”
v Judul : Hujan
v Penulis
:
Tere Liye
v Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
v Alamat
penerbit
:
Gedung Gramedia Blok I, Lt.5
Jl. Palmerah Barat 29-33 Jakarta 10270
v Tahun
terbit :
2016
v Jumlah
halaman : 320 halaman
v ISBN
: 978-602-03-2478-4
Pendahuluan
Di
dalam novel hujan ini, terdapat berbagai kisah yang dapat kita ambil hikmahnya.
Kisah persahabatan, yaitu diceritakan melalui persahabatan Lail dan Maryam
memberi pesan tentang suatu persahabatan. Persahabatan adalah untuk saling
membantu dan menguatkan baik suka maupun duka. Seperti yang
terdapat dalam novel : “ Ada banyak hal yang bisa saling dipahami oleh dua orang sahabat
sejati tanpa harus berbicara apapun.”
Kisah
cinta, digambarkan tentang mencintai dalam diam. Saling mencintai tapi tidak
saling tahu karena usia yang masih terlalu muda. Saat prasangka mulai terjadi,
menebak perasaan satu sama lain bahkan munculnya kecemburuan. Seperti yang
tercantum dalam novel: “Karena kenangan sama seperti hujan.
Ketika ia datang kita tidak bisa menghentikannya. Bagaimana kita akan
menghentikan tetes air yang turun dari langit? Hanya bisa ditunggu, hingga
selesai dengan sendirinya.”
Tentang
melupakan, digambarkan dengan seorang
gadis yang sakit hati dan kemudian memutuskan untuk melupakannya. Seperti yang
tercantum dalam novel. “Ratusan orang pernah berada di ruangan
ini. Meminta agar semua kenangan mereka dihapus. Tetapi sesungguhnya, bukan melupakan menjadi masalahnya. Tapi menerima.
Jika dia tidak bisa menerima, dia tidak akan bisa melupakan.”
Isi novel
Novel
hujan ini berlatar Bumi pada tahun 2050.
Berawal dari seorang gadis yang bernama Lail yang mendatangi sebuah pusat
terapi saraf untuk menghilangkan semua
kenangan pahit dalam hidupnya dengan menggunakan sebuah teknologi
canggih pada masa itu. Terapi dimulai dengan memindai peta seluruh saraf otak
Lail dengan ditemani seorang fasilitator bernama Elijah. Lail harus menceritak kisahnya dengan menjawab pertanyaan Elijah.
Terapi tersebut dilakukan di ruangan 4 x 4 m kubik yang terlihat didesain
terlalu sederhana.
Lail
adalah seorang remaja berusia 13 tahun yang pada tahun 2042 kehilangan kedua
orang tuanya pada saat terjadinya gempa
bumi yang dahsyat. Beruntunglah ada seorang anak laki-laki yang berusia 2 tahun
lebih muda darinya bernama Esok yang menyelamatkannya. Esok pun kehilangan 4
saudara kandungnya dan menyisakan ibunya yang mengalami kelumpuhan akibat
gempa.
Kisah
Esok dan Lail pun bermula setelah bencana terjadi. Mereka harus tinggal di
pengungsian hingga kota bisa kembali pulih. Kota itu merupakan kota yang sangat
maju dengan perkembangan teknologi canggih yang tersedia di kota itu, baik
sebelum gempa terjadi maupun setelahnya. Pada saat itu kota kembali pulih dan
pengungsian resmi ditutup, Lail dan Esok harus berpisah karena Esok diadopsi
oleh Wali Kota dan Lail tinggal di Panti Sosial. Perpisahan inilah yang
menggambarkan dua anak yang terpisah tetapi di masing-masing tempat, mereka
menjalani kehidupannya dan mengejar mimpi-mimpinya.
Di
Panti Sosial, Lail bertemu dengan Maryam yang merupakan teman satu kamarnya hingga suatu hari mereka
bersahabat. Maryam adalah sosok seorang remaja yang memiliki selera humor, berjiwa
sosial, dan teguh dalam mewujudkan impiannya. Persahabatan mereka digambarkan
baik suka maupun duka. Mereka tidak hanya harus sekolah tetapi juga harus
menjalani tugas-tugas mereka di Panti Sosial dan berhadapan dengan Ibu Panti
yang bernama Ibu Suri yang terkenal tegas dan ketus tehadap anak- anak panti.
Di panti inilah, Lail dan Maryam mengejar cita-citanya hingga mereka beranjak
dewasa.
Pada
suatu hari, Esok membawa Lail mengunjungi stadion. Kemudian dia menyampaikan
kepada Lail bahwa sekitar satu minggu lagi akan diluncurkan kapal raksasa. Dan hanya sepuluh ribu orang
yang terpilih secara acak yang dapat menumpangi kapal tersebut. Esok
mendapatkan dua tiket. Wali Kota meminta Lail supaya bisa
membujuk
Esok agar salah satu tiket yang dimilikinya diberikan kepada anaknya yang
bernama Claudia. Hingga pada jadwal keberangkatan kapal, Lail mendengar informasi
dari Istri Wali Kota bahwa salah satu tiket dari Esok, diberikan kepada Claudia.
Lail pun beranggapan bahwa Esok pergi bersama
Claudia.
Lail
merasa hatinya seperti tercabik-cabik. Akan tetapi, Claudia sebernarnya tidak
pergi bersama Esok melainkan dengan Ibunya Esok.
Lail
langsung memutuskan untuk menghapus ingatannya tentang Esok. Maryam panik dan
langsung menyusul Lail untuk menghentikan perbuatannya. Akan tetapi, sudah
terlambat.
Lail sudah memulai melakukan terapinya. Elijah menjelaskan sekali lagi kepada
Lail bahwa melupakan bukan jadi masalahnya, tetapi menerima.
Akhirnya
Lail selesai melakukan terapi tersebut. Ternyata, ingatan Lail tentang Esok dan
Maryam tidak ikut terhapus. Melainkan menjadi benang biru yang menunjukkan
kenangan yang menyenangkan. Semua kenangannya, dipeluk erat-erat oleh Lail
ketika terapi terakhir dilakukan.
Satu
bulan kemudian, Esok dan Lail menikah di tengah teriknya matahari. Esok
berjanji kepada Lail kalau dia tidak akan meninggalkan Lail lagi.
Unsur intrinsic
Penokohan
1. Lail
Seorang
gadis yang pemberani dan memiliki jiwa sosial. Dia juga seorang gadis yang pintar dan berbakat.
2. Elijah
Seorang fasilitator yang menjalani tugasnya
dengan jujur dan professional.
3. Esok/Soke
Bahtera
Seorang
ilmuwan muda yang paling terkemuka bahkan saat usianya baru tujuh belas tahun.
4. Marya
Seorang
gadis yang memiliki selera humor, dan memiliki jiwa sosial.
5. Ibu
Lail
Seorang
ibu yang sangat menyayangi anaknya. Bahkan hingga akhir hidupnya, ia masih
memberikan dukungan kepada Lail.
6. Ayah
Lail
Seorang
ayah yang sangat perhatian kepada anaknya.
7. Wali
Kota
Seorang public
figur dalam keluarganya.
8. Istri
Wali Kota
Seorang
ibu yang menganggap Lail sudah seperti anaknya sendiri.
9. Claudia
Mudah
bergaul dengan orang lain dan tidak membeda-bedakan teman.
10. Ibu
Suri
Seseorang yang memiliki watak tegas kepada
anak-anak panti.
11. Penumpang
Kapsul Kereta
Tidak
mau menuruti instruksi dari petugas atau memiliki sikap keras kepala.
12. Ibu
Esok
Sosok ibu yang selalu mengajarkan yang
terbaik untuk anaknya.
13. Petugas
Keret
lebih mementingkan keselamatan penumpang
daripada keselamatannya sendiri.
14. Marinir
Memberikan
penyuluhan terhadap pengungsi yang berhasil selamat saat terjadinya gempa.
15. Petugas
Relawan
Tidak
egois dalam bertindak, memikirkan keselamatan penduduk
16. Pembawa
Acara Televisi
17. Narasumber
Dalam Acara Televisi
Latar
Latar
waktu
v Pagi
Pagi
hari, berita tentang penduduk yang kesepuluh miliar tersebar dimana-mana.
Letusan
Gunung Merapi dan Gempa Bumi terjadi pada pagi hari disaat Lail sedang berangkat ke sekolah barunya.
Pagi ini pegunungan
hijau dan lembah luas terhampar luas.
Di
Pagi harinya, Esok mengajak Lail mengunjungi sebuah tempat.
v Siang
Pada jam makan siang, Lail dan Maryam
dipanggil mendadak oleh Ibu Suri
Disiang
harinya, diumumkanlah kelulusan Lail dan Maryam dari Sekolah Keperawatan.
v Sore
Baru kemarin sore dia menyaksikan sendiri
ibunya jatuh ke lorong kereta gelap.
Di sore hari, Esok mengajak Lail ke
toko kue ibunya.
Sorenya, dengan masih diliputi
sukacita lulus dari sekolah, Lail dan Maryam tiba- tiba dipanggil ke kantor Ibu Suri.
v Malam
Malam pertama, Lail dan Esok menginap
di rumah sakit yang merawat Ibu Esok.
Malam kedua, Lail dan Esok menginap
ditempat pengungsian.
Malam hari, disaat hujan badai, Lail
dan Maryam memberikan peringatan kepada penduduk
Kota Hilir Sungai bahwa kota tersebut akan dituruni air bah.
·
Latar
tempat
o Trotoar
o Stasiun kereta
o Kereta bawah
tanah/kapsul kereta
o Ruangan 4 x 4 m kubik
o Taman kota
o Rumah Lail
o Toko kue
o Kolam air mancur
Central Park
o Rumah Sakit
o Panti Sosial
o Sekolah Keperawatan
o Markas Organisasi
Relawan
o Stadion sepak
bola/tempat pengungsian nomor 2
o Tempat latihan relawan
o Lubang tangga darurat
o Sebuah kota yang
memiliki teknologi yang canggih
Latar suasana
o Mengejutkan
Kereta
kapsul berhenti secara mendadak karena adanya letusan Gunung Purba di belahan benua lain.
o Panik
Terjadinya
gempa susulan di lorong kereta.
o Tragis
Ibu Lail jatuh ke dalam
lorong kereta.
o Senang
Lail
menerima telepon dari ayahnya.
Lail
dan Marayam lulus tes yang dilakukan untuk menjadi seorang relawan.
o Sedih
Lail
dan Esok berpisah sementara karena Esok akan diadopsi oleh seorang Wali Kota.
Lail
mengira Esok pergi dengan kapal raksasa tersebut bersama Claudia.
o Bahagia
Esok
dan Lail menikah di tengah teriknya matahari
·
Alur
Alur
novel ini yaitu alur maju mundur. Karena dimulai dengan keinginan Lail untuk
menghapus memorinya tentang seseorang. Kemudian kembali kepada kisah Lail
saat berusia 13 tahun.
·
Tema
Didalam
novel ini terdapat berbagai tema yaitu: tentang persahabatan, tentang cinta,
tentang perpisahan, tentang melupakan, dan tentang hujan.
·
Sudut pandang
Sudut
pandang yang digunakan dalam novel ini yaitu sudut pandang orang ketiga.
Contohnya ; dia, ia, dan nama orang.
Unsur Extrinsik
Latar
belakang pengarang
Darwis
Tere Liye adalah seorang pengarang yang belakangan ini memberi judul novelnya
cukup dengan satu kata saja yang membuat para penggemarnya menjadi penasaran
dan karyanya terjual dan harus mengalami cetakan ulang untuk memenuhi
permintaan pembaca. Tere Liye juga selalu menyelipkan tokoh yang dapat membuat
pembaca tersenyum sendiri bahkan tertawa melihat tingkah tokoh dalam cerita
tersebut.
Contoh
karya Tere Liye yaitu:
Bumi
Bulan
Matahari
Hujan
Pulang
Rindu
Daun Yang Jatuh Tak
Pernah Membenci Angin
# About Love
Ayahku Bukan Pembohong
Negeri Para Bedebah
Negeri Di Ujung Tanduk
Kau, Aku dan Sepucuk
Angpao Merah
Berjuta Rasanya
Sepotong Hati Yang Baru
v Kelebihan novel
Novel
ini memberi banyak motivasi kepada pembaca tentang melupakan, persahabatan,
cinta, perpisahan, dan perjuangan. Di dalam novel ini, kita seperti diajak
berimajinasi ke masa depan dimana semua teknologi sudah maju dan canggih.
v Kekurangan
novel
Didalam
novel ini, kurangnya gambar-gambar yang membuat pembaca lebih tertarik
nmembacanya. Dan pada bagian sampul belakangnya, hanya ada beberapa kata
tentang perpisahan, persahabatan, cinta, melupakan dan hujan. Didalam novel
ini, ada sedikit ketidak konsistenan yaitu tentang tugas pertama Lail ke Sektor
3 atau Sektor 4. Ada halaman 120 tertulis : Jika
kalian bersedia, setelah menerima pin besok pagi, kalian akan ditugaskan segera
di Sektor 3 selama liburan panjang. Namum, dalam halaman 135 tertulis : pagi ini kami berangkat ke Sektor
4. Penugasan pertama dari organisasi. Hal ini sebaiknya bisa diperbaiki
kekonsistenannya di cetakan berikutnya. Didalam novel ini tidak ada dijelaskan
tentang data pengarang.
v Komentar
Novel
hujan ini sangat layak dibaca oleh semua kalangan. Novel ini mengajarkan kita
bagaimana harus berjuang, bersikap, menghargai persahabatan, menghargai cinta
dan yang paling penting tentang bagaimana manusia seharusnya memiliki
keikhlasan.
v Saran
Sebaikya
novel ini dilengkapi dengan gambar- gambar yang menarik. Dan sebaiknya, didalam
novel ini dilengkapi oleh data pengarang. Agar pembaca saat mengetahui tentang
data pengarang tersebut.
BIOGRAFI
PENULIS
Nama pena : Tere Liye
Lahir : 21 Mei 1979, Sumatera Selatan,
Indonesia
Pendidikan :
SDN 2 Kikim Timur Sumasel , SMPN 2 Kikim Timur Sumsel , SMUN 9 Bandar Lampung, Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia.
Orang tua : Pasai
Isteri : Riski Amelia
Anak-anak : Abdullah Pasai dan Faizah Azkia
e-mail : darwisdarwis@yahoo.com atau
maibelapoh@yahoo.com
Web site : www.darwisdarwis.multiply.com
Tere
Liye merupakan nama pena seorang penulis berbahasa Indonesia. Dari beberapa
informasi yang beredar di internet nama aslinya adalah Darwis. Ia bisa di
anggap salah satu penulis yang telah banyak menelurkan karya-karya best seller.
Saat ini ia telah menghasilkan banyak karya, bahkan beberapa di antaranya telah
di angkat ke layar lebar.
Darwis lahir pada tanggal 21 Mei 1979 di pedalaman Sumatera Selatan. Ia merupakan anak keenam dari tujuh bersaudara yang berasal dari keluarga petani.
Pendidikan sekolah dasarnya ia lalui di SDN 2 Kikim Timur Sumasel, setelah lulus kemudian melanjutkan ke SMPN 2 Kikim Timur Sumsel lalu mengenyam pendidikan menengah atas di SMUN 9 Bandar Lampung. Terakhir ia kuliah di Fakultas Ekonomi UI.
Dari pernikahan Tere Liye dengan Ny.Riski Amelia di karunia seorang putra bernama Abdullah Pasai dan seorang puteri bernama Faizah Azkia.
Saat menjadi penulis, Darwis menorehkan namanya dalam setiap karyanya namun dengan nama pena yang unik yakni Tere Liye. Tere Liye sendiri diambil dari bahasa India yang memiliki arti untukmu.
Karya Tere Liye biasanya mengetengahkan seputar pengetahuan, moral dan Agama Islam. Penyampaiannya yang unik serta sederhana menjadi nilai tambah bagi tiap novelnya.
Karya Tere yang sudah diterbitkan:
Darwis lahir pada tanggal 21 Mei 1979 di pedalaman Sumatera Selatan. Ia merupakan anak keenam dari tujuh bersaudara yang berasal dari keluarga petani.
Pendidikan sekolah dasarnya ia lalui di SDN 2 Kikim Timur Sumasel, setelah lulus kemudian melanjutkan ke SMPN 2 Kikim Timur Sumsel lalu mengenyam pendidikan menengah atas di SMUN 9 Bandar Lampung. Terakhir ia kuliah di Fakultas Ekonomi UI.
Dari pernikahan Tere Liye dengan Ny.Riski Amelia di karunia seorang putra bernama Abdullah Pasai dan seorang puteri bernama Faizah Azkia.
Saat menjadi penulis, Darwis menorehkan namanya dalam setiap karyanya namun dengan nama pena yang unik yakni Tere Liye. Tere Liye sendiri diambil dari bahasa India yang memiliki arti untukmu.
Karya Tere Liye biasanya mengetengahkan seputar pengetahuan, moral dan Agama Islam. Penyampaiannya yang unik serta sederhana menjadi nilai tambah bagi tiap novelnya.
Karya Tere yang sudah diterbitkan:
Hafalan Shalat Delisa
(Penerbit Republika, 2005)
Moga Bunda Disayang Allah
(Penerbit Republika, 2005)
Mimpi-Mimpi Si Patah Hati
(Penerbit AddPrint, 2005)
The Gogons Series: James
& Incridible Incodents (Gramedia Pustaka Umum, 2006)
Cintaku Antara Jakarta dan
Kualal Lumpur (Penerbit AddPrint, 2006)
Rembulan Tenggelam di
Wajahmu (Grafindo 2006 & Republika 2009)
Sang Penandai (Penerbit
Serambi, 2007)
Bidadari-Bidadari Surga
(Penerbit Republika, 2008)
Senja Bersama Rosie
(Penerbit Grafindo, 2008)
Burlian (Penerbit
Republika, 2009)
Daun Yang Jatuh Tak Pernah
Membenci Angin (Gramedia Pustaka Umum, 2010)
Pukat (Penerbit Republika,
2010)
Eliana, Serial Anak-Anak
Mamak, (Republika, 2011)
Ayahku (Bukan) Pembohong,
(Gramedia Pustaka Utama, 2011)
Sepotong Hati Yang Baru,
(Penerbit Mahaka, 2012)
Negeri Para Bedebah,
(Gramedia Pustaka Utama, 2012)
Kau, Aku dan Sepucuk Angpau
Merah, (Gramedia Pustaka Utama, 2012)
Berjuta Rasanya (Penerbit
Mahaka, 2012)
Negeri Di Ujung Tanduk,
(Gramedia Pustaka Utama, 2013)
Amelia, Serial Anak-Anak
Mamak 1, (Republika, 2013)
Bumi, (Gramedia Pustaka
Utama, 2014)
Injin Share kaak, Buat sample:)-Berbagicerta
ReplyDeleteEaq
ReplyDeleteIzin save kak
ReplyDeleteBuat tugas:>
Trimakasih kak
ReplyDeleteMudah sekali buat di fahami, trimakasih
ReplyDelete