Tuesday, February 5, 2019

contoh menganalisis buku fiksi hujan

Menganalisis buku fiksi dengan menggunakan SQ3R

“HUJAN”


v  Judul                            : Hujan

v  Penulis                         : Tere Liye
v  Penerbit                        : Gramedia Pustaka Utama
v  Alamat penerbit             : Gedung Gramedia Blok I, Lt.5
       Jl. Palmerah Barat 29-33 Jakarta    10270
v  Tahun terbit                    : 2016
v  Jumlah halaman              : 320 halaman
v  ISBN                             : 978-602-03-2478-4

Pendahuluan

Di dalam novel hujan ini, terdapat berbagai kisah yang dapat kita ambil hikmahnya. Kisah persahabatan, yaitu diceritakan melalui persahabatan Lail dan Maryam memberi pesan tentang suatu persahabatan. Persahabatan adalah untuk saling membantu  dan  menguatkan baik suka maupun duka. Seperti yang terdapat dalam novel :  Ada banyak hal yang bisa saling dipahami oleh dua orang sahabat sejati tanpa harus berbicara apapun.”

Kisah cinta, digambarkan tentang mencintai dalam diam. Saling mencintai tapi tidak saling tahu karena usia yang masih terlalu muda. Saat prasangka mulai terjadi, menebak perasaan satu sama lain bahkan munculnya kecemburuan. Seperti yang tercantum dalam  novel: “Karena kenangan sama seperti hujan. Ketika ia datang kita tidak bisa menghentikannya. Bagaimana  kita akan menghentikan tetes air yang turun dari langit? Hanya bisa ditunggu, hingga selesai dengan sendirinya.”

Tentang  melupakan, digambarkan dengan seorang gadis yang sakit hati dan kemudian memutuskan untuk melupakannya. Seperti yang tercantum dalam novel.  “Ratusan orang pernah berada di ruangan ini. Meminta agar semua kenangan mereka dihapus. Tetapi sesungguhnya, bukan  melupakan menjadi masalahnya. Tapi menerima. Jika dia tidak bisa menerima, dia tidak akan bisa melupakan.”

Isi novel

Novel hujan  ini berlatar Bumi pada tahun 2050. Berawal dari seorang gadis yang bernama Lail yang mendatangi sebuah pusat terapi saraf untuk  menghilangkan semua kenangan  pahit dalam  hidupnya dengan menggunakan sebuah teknologi canggih pada masa itu. Terapi dimulai dengan memindai peta seluruh saraf otak Lail dengan ditemani seorang fasilitator bernama Elijah. Lail harus menceritak  kisahnya dengan menjawab pertanyaan Elijah. Terapi tersebut dilakukan di ruangan 4 x 4 m kubik yang terlihat didesain terlalu sederhana.
Lail adalah seorang remaja berusia 13 tahun yang pada tahun 2042 kehilangan kedua orang tuanya pada saat terjadinya  gempa bumi yang dahsyat. Beruntunglah ada seorang anak laki-laki yang berusia 2 tahun lebih muda darinya bernama Esok yang menyelamatkannya. Esok pun kehilangan 4 saudara kandungnya dan menyisakan ibunya yang mengalami kelumpuhan akibat gempa.
Kisah Esok dan Lail pun bermula setelah bencana terjadi. Mereka harus tinggal di pengungsian hingga kota bisa kembali pulih. Kota itu merupakan kota yang sangat maju dengan perkembangan teknologi canggih yang tersedia di kota itu, baik sebelum gempa terjadi maupun setelahnya. Pada saat itu kota kembali pulih dan pengungsian resmi ditutup, Lail dan Esok harus berpisah karena Esok diadopsi oleh Wali Kota dan Lail tinggal di Panti Sosial. Perpisahan inilah yang menggambarkan dua anak yang terpisah tetapi di masing-masing tempat, mereka menjalani kehidupannya dan mengejar mimpi-mimpinya.
Di Panti Sosial, Lail bertemu dengan Maryam yang merupakan  teman satu kamarnya hingga suatu hari mereka bersahabat. Maryam adalah sosok seorang  remaja yang memiliki selera humor, berjiwa sosial, dan teguh dalam mewujudkan impiannya. Persahabatan mereka digambarkan baik suka maupun duka. Mereka tidak hanya harus sekolah tetapi juga harus menjalani tugas-tugas mereka di Panti Sosial dan berhadapan dengan Ibu Panti yang bernama Ibu Suri yang terkenal tegas dan ketus tehadap anak- anak panti. Di panti inilah, Lail dan Maryam mengejar cita-citanya hingga mereka beranjak dewasa.
Pada suatu hari, Esok membawa Lail mengunjungi stadion. Kemudian dia menyampaikan kepada Lail bahwa sekitar satu minggu lagi akan diluncurkan  kapal raksasa. Dan hanya sepuluh ribu orang yang terpilih secara acak yang dapat menumpangi kapal tersebut. Esok mendapatkan dua tiket. Wali Kota meminta  Lail supaya bisa

membujuk Esok agar salah satu tiket yang dimilikinya diberikan kepada anaknya yang bernama Claudia. Hingga pada jadwal keberangkatan kapal, Lail mendengar informasi dari Istri Wali Kota bahwa salah satu  tiket dari Esok, diberikan kepada Claudia. Lail pun beranggapan  bahwa  Esok  pergi  bersama Claudia.
Lail merasa hatinya seperti tercabik-cabik. Akan tetapi, Claudia sebernarnya tidak pergi bersama Esok melainkan dengan Ibunya Esok.
Lail langsung memutuskan untuk menghapus ingatannya tentang Esok. Maryam panik dan langsung menyusul Lail untuk menghentikan perbuatannya. Akan tetapi, sudah
terlambat. Lail sudah memulai melakukan terapinya. Elijah menjelaskan sekali lagi kepada Lail bahwa melupakan  bukan  jadi masalahnya, tetapi menerima.
Akhirnya Lail selesai melakukan terapi tersebut. Ternyata, ingatan Lail tentang Esok dan Maryam tidak ikut terhapus. Melainkan menjadi benang biru yang menunjukkan kenangan yang menyenangkan. Semua kenangannya, dipeluk erat-erat oleh Lail ketika terapi terakhir dilakukan.
Satu bulan kemudian, Esok dan Lail menikah di tengah teriknya matahari. Esok berjanji  kepada Lail  kalau dia tidak akan meninggalkan Lail lagi.

Unsur intrinsic

Penokohan

1.    Lail     
Seorang gadis yang pemberani dan memiliki jiwa sosial. Dia juga seorang  gadis yang pintar dan berbakat.
2.      Elijah    
 Seorang fasilitator yang menjalani tugasnya dengan jujur dan professional.
3.      Esok/Soke Bahtera  
Seorang ilmuwan muda yang paling terkemuka bahkan saat usianya baru tujuh belas tahun.
4.      Marya 
      Seorang gadis yang memiliki selera humor, dan memiliki jiwa sosial.
5.      Ibu Lail
Seorang ibu yang sangat menyayangi anaknya. Bahkan hingga akhir hidupnya, ia masih memberikan dukungan kepada Lail.
6.      Ayah Lail 
Seorang ayah yang sangat perhatian kepada anaknya.
7.      Wali Kota
Seorang public figur dalam keluarganya.
8.      Istri Wali Kota
Seorang ibu yang menganggap Lail sudah seperti anaknya sendiri.
9.      Claudia    
Mudah bergaul dengan orang lain dan tidak membeda-bedakan teman.
10.  Ibu Suri   
  Seseorang yang memiliki watak tegas kepada anak-anak panti.
11.  Penumpang Kapsul Kereta
Tidak mau menuruti instruksi dari petugas atau memiliki sikap keras kepala.
12.  Ibu Esok 
     Sosok ibu yang selalu mengajarkan yang terbaik untuk anaknya.
13.  Petugas Keret
 lebih mementingkan keselamatan penumpang daripada keselamatannya sendiri.
14.  Marinir
Memberikan penyuluhan terhadap pengungsi yang berhasil selamat saat terjadinya gempa.
15.  Petugas Relawan 
Tidak egois dalam bertindak, memikirkan keselamatan penduduk
16.  Pembawa Acara Televisi
17.  Narasumber Dalam Acara Televisi

   
Latar
Latar waktu
v  Pagi 
     Pagi hari, berita tentang penduduk yang kesepuluh miliar tersebar dimana-mana.
Letusan Gunung Merapi dan Gempa Bumi terjadi pada pagi hari disaat Lail sedang             berangkat ke sekolah barunya.
     Pagi ini pegunungan hijau dan lembah luas terhampar luas.
     Di Pagi harinya, Esok mengajak Lail mengunjungi sebuah tempat.
v  Siang
      Pada jam makan siang, Lail dan Maryam dipanggil mendadak oleh Ibu Suri
Disiang harinya, diumumkanlah kelulusan Lail dan Maryam dari Sekolah Keperawatan.
v  Sore
      Baru kemarin sore dia menyaksikan sendiri ibunya jatuh ke lorong kereta gelap.
      Di sore hari, Esok mengajak Lail ke toko kue ibunya.
      Sorenya, dengan masih diliputi sukacita lulus dari sekolah, Lail dan Maryam tiba-  tiba dipanggil ke kantor Ibu Suri.
v Malam
      Malam pertama, Lail dan Esok menginap di rumah sakit yang merawat Ibu Esok.
      Malam kedua, Lail dan Esok menginap ditempat pengungsian.
      Malam hari, disaat hujan badai, Lail dan Maryam memberikan peringatan kepada  penduduk Kota Hilir Sungai bahwa kota tersebut akan dituruni air bah.
·      
   Latar tempat
o   Trotoar
o   Stasiun kereta
o   Kereta bawah tanah/kapsul kereta
o   Ruangan 4 x 4 m kubik
o   Taman kota
o   Rumah Lail
o   Toko kue
o   Kolam air mancur Central Park
o   Rumah Sakit
o   Panti Sosial

o   Sekolah Keperawatan
o   Markas Organisasi Relawan
o   Stadion sepak bola/tempat pengungsian nomor 2
o   Tempat latihan relawan
o   Lubang tangga darurat
o   Sebuah kota yang memiliki teknologi yang canggih

Latar suasana
o   Mengejutkan
 Kereta kapsul berhenti secara mendadak karena adanya letusan Gunung Purba di  belahan benua lain.
o   Panik
  Terjadinya gempa susulan di lorong kereta.
o   Tragis
  Ibu Lail jatuh ke dalam lorong kereta.
o   Senang
  Lail menerima telepon dari ayahnya.
  Lail dan Marayam lulus tes yang dilakukan untuk menjadi seorang relawan.
o   Sedih
  Lail dan Esok berpisah sementara karena Esok akan diadopsi oleh seorang Wali Kota.
  Lail mengira Esok pergi dengan kapal raksasa tersebut bersama Claudia.
o   Bahagia
    Esok dan Lail menikah di tengah teriknya matahari

·         Alur
Alur novel ini yaitu alur maju mundur. Karena dimulai dengan keinginan Lail untuk menghapus memorinya tentang seseorang. Kemudian kembali  kepada kisah Lail saat berusia 13 tahun.
·         Tema
Didalam novel ini terdapat berbagai tema yaitu: tentang persahabatan, tentang cinta, tentang perpisahan, tentang melupakan, dan tentang hujan.
·         Sudut pandang
Sudut pandang yang digunakan dalam novel ini yaitu sudut pandang orang ketiga. Contohnya ; dia, ia, dan nama orang.


Unsur Extrinsik

Latar belakang pengarang

Darwis Tere Liye adalah seorang pengarang yang belakangan ini memberi judul novelnya cukup dengan satu kata saja yang membuat para penggemarnya menjadi penasaran dan karyanya terjual dan harus mengalami cetakan ulang untuk memenuhi permintaan pembaca. Tere Liye juga selalu menyelipkan tokoh yang dapat membuat pembaca tersenyum sendiri bahkan tertawa melihat tingkah tokoh dalam cerita tersebut.

Contoh karya Tere Liye yaitu:
Bumi
Bulan
Matahari
Hujan
Pulang
Rindu
Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
# About Love
Ayahku Bukan Pembohong
Negeri Para Bedebah
Negeri Di Ujung Tanduk
Kau, Aku dan Sepucuk Angpao Merah
Berjuta Rasanya
Sepotong Hati Yang Baru

v   Kelebihan novel
Novel ini memberi banyak motivasi kepada pembaca tentang melupakan, persahabatan, cinta, perpisahan, dan perjuangan. Di dalam novel ini, kita seperti diajak berimajinasi ke masa depan dimana semua teknologi sudah maju dan canggih.

v Kekurangan novel
Didalam novel ini, kurangnya gambar-gambar yang membuat pembaca lebih tertarik nmembacanya. Dan pada bagian sampul belakangnya, hanya ada beberapa kata tentang perpisahan, persahabatan, cinta, melupakan dan hujan. Didalam novel ini, ada sedikit ketidak konsistenan yaitu tentang tugas pertama Lail ke Sektor 3 atau Sektor 4. Ada halaman 120 tertulis : Jika kalian bersedia, setelah menerima pin besok pagi, kalian akan ditugaskan segera di Sektor 3 selama liburan panjang. Namum, dalam halaman 135 tertulis : pagi ini kami berangkat ke Sektor 4. Penugasan pertama dari organisasi. Hal ini sebaiknya bisa diperbaiki kekonsistenannya di cetakan berikutnya. Didalam novel ini tidak ada dijelaskan tentang data pengarang.

v Komentar
Novel hujan ini sangat layak dibaca oleh semua kalangan. Novel ini mengajarkan kita bagaimana harus berjuang, bersikap, menghargai persahabatan, menghargai cinta dan yang paling penting tentang  bagaimana manusia seharusnya memiliki keikhlasan.

v Saran
Sebaikya novel ini dilengkapi dengan gambar- gambar yang menarik. Dan sebaiknya, didalam novel ini dilengkapi oleh data pengarang. Agar pembaca saat mengetahui tentang data pengarang tersebut.


BIOGRAFI PENULIS

Nama pena      : Tere Liye
Lahir                : 21 Mei 1979, Sumatera Selatan, Indonesia
  Pendidikan       : SDN 2 Kikim Timur Sumasel , SMPN 2 Kikim Timur Sumsel , SMUN 9    Bandar Lampung, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Orang tua        : Pasai
Isteri                : Riski Amelia
Anak-anak       : Abdullah Pasai dan Faizah Azkia
e-mail              : darwisdarwis@yahoo.com atau maibelapoh@yahoo.com
Web site          : www.darwisdarwis.multiply.com

Tere Liye merupakan nama pena seorang penulis berbahasa Indonesia. Dari beberapa informasi yang beredar di internet nama aslinya adalah Darwis. Ia bisa di anggap salah satu penulis yang telah banyak menelurkan karya-karya best seller. Saat ini ia telah menghasilkan banyak karya, bahkan beberapa di antaranya telah di angkat ke layar lebar.

Darwis lahir pada tanggal 21 Mei 1979 di pedalaman Sumatera Selatan. Ia merupakan anak keenam dari tujuh bersaudara yang berasal dari keluarga petani.

Pendidikan sekolah dasarnya ia lalui di SDN 2 Kikim Timur Sumasel, setelah lulus kemudian melanjutkan ke SMPN 2 Kikim Timur Sumsel lalu mengenyam pendidikan menengah atas di SMUN 9 Bandar Lampung. Terakhir ia kuliah di Fakultas Ekonomi UI.

Dari pernikahan Tere Liye dengan Ny.Riski Amelia di karunia seorang putra bernama  Abdullah Pasai dan seorang puteri bernama Faizah Azkia.

Saat menjadi penulis, Darwis menorehkan namanya dalam setiap karyanya namun dengan nama pena yang unik yakni Tere Liye. Tere Liye sendiri diambil dari bahasa India yang memiliki arti untukmu.

Karya Tere Liye biasanya mengetengahkan seputar pengetahuan, moral dan Agama Islam. Penyampaiannya yang unik serta sederhana menjadi nilai tambah bagi tiap novelnya.


Karya Tere yang sudah diterbitkan:

Hafalan Shalat Delisa (Penerbit Republika, 2005)
Moga Bunda Disayang Allah (Penerbit Republika, 2005)
Mimpi-Mimpi Si Patah Hati (Penerbit AddPrint, 2005)
The Gogons Series: James & Incridible Incodents (Gramedia Pustaka Umum, 2006)
Cintaku Antara Jakarta dan Kualal Lumpur (Penerbit AddPrint, 2006)
Rembulan Tenggelam di Wajahmu (Grafindo 2006 & Republika 2009)
Sang Penandai (Penerbit Serambi, 2007)
Bidadari-Bidadari Surga (Penerbit Republika, 2008)
Senja Bersama Rosie (Penerbit Grafindo, 2008)
Burlian (Penerbit Republika, 2009)
Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin (Gramedia Pustaka Umum, 2010)
Pukat (Penerbit Republika, 2010)
Eliana, Serial Anak-Anak Mamak, (Republika, 2011)
Ayahku (Bukan) Pembohong, (Gramedia Pustaka Utama, 2011)
Sepotong Hati Yang Baru, (Penerbit Mahaka, 2012)
Negeri Para Bedebah, (Gramedia Pustaka Utama, 2012)
Kau, Aku dan Sepucuk Angpau Merah, (Gramedia Pustaka Utama, 2012)
Berjuta Rasanya (Penerbit Mahaka, 2012)
Negeri Di Ujung Tanduk, (Gramedia Pustaka Utama, 2013)
Amelia, Serial Anak-Anak Mamak 1, (Republika, 2013)
Bumi, (Gramedia Pustaka Utama, 2014)



5 comments: