Alhamdulillah puji syukur ke hadirat Allah S.W.T. Ar
Rabb semesta alam yang telah member petunjuk kepada penyusun
untukvmenyelesaikan penyusunan makalah ini.
Adapun maksud kami menyusun makalah ini adalah dalam
rangka memenuhi tugas mata kuliah Membaca di samping itu juga untuk menambah
wawasan dalam bahasa Indonesia dan pengetahuan di bidang bahasa Indonesia
khususnya mengenai “Peranan Membaca Dalam Masyarakat” tersebut, sehingga dapat
membawa manfaat bagi kita semua.
Makalah ini penyusun buat berdasarkan acuan dari
berbagai sumber, baik itu buku bahasa Indonesia maupun hasil penjelajahan dari
dunia maya (internet).Tidak kalah pentingnya ucapan terima kasih kepada semua
pihak yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu, yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini.
Akhir kata, tiada gading yang tak retak, demikian pula
dengan makalah ini. Oleh karrena itu, dengan rendah hati penyusun memohon saran
dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Malingping, , Mei
2018
penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... 1
DAFTAR ISI ..................................................................................................... 2
1.1 Latar Belakang Masalah
..................................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 4
Data
..................................................................................................... 4
1.5 Manfaat Penulisan ..................................................................................................... 4
2.1
Pengertian Paragraf/Alinea ...................................................................... 5
2.2
Fungsi Paragraf atau Alinea ...................................................................... 6
2.3 Syarat Pembentukan Paragraf/Alinea ...................................................................... 6
Jenisnya ...................................................................... 9
2.6 Rangka atau Struktur Paragraf ...................................................................... 11
Alinea ...................................................................... 12
2.8
Pengembangan Paragraf/Alinea ...................................................................... 13
2.9
Teknik Pengembangan Paragraf ...................................................................... 14
Teknik
Pemaparannya ...................................................................... 17
3.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 18
3.2 Saran-Saran ..................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 20
Media cetak atau dengan kata lain melalui tulisan
adalah salah satu media yang banyak digunakan untuk menyebarluaskan hasil
pemikiran, baik konseptual maupun yang disertai bukti empiris. Makin efektif
tulisan yang dibuat, makin tinggi kemungkinan tulisan dipahami oleh pembaca.
Untuk menghasilkan tulisan yang efektif, salah satu
hal yang perlu diperhatikan adalah mengenai paragraf. Paragraf adalah
seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik. Seluruh isi
paragraf memperbincangkan satu masalah atau sekurang-kurangnya bertalian erat
dengan masalah itu. Hal ini menjadi penting agar yang membaca tulisan tersebut
dapat menangakap ide yang disampaikan dengan benar.
Selain pemahaman mengenai apa itu paragraf/alinea,kita
juga diharuskan memahami hal-halyang berkaitan dengan paragraf/alinea itu
sendiri.
Untuk mengetahui lebih jauh tentang paragraf/alinea
dan hal-hal yang berhubungan dengan paragraf/alinea, makalah sederhana ini
mencoba menguraikan semua point-point yang ada dan disajikan pada bab II
pembahasan masalah.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan
masalah pembuatan makalah ini adalah
1.
Apa itu paragraf atau alinea?
2.
Apa saja fungsi paragraf atau alinea?
3.
Apa saja syarat-syarat paragraf atau alinea?
4.
Bagaimana pembagian paragraf atau alinea menurut jenisnya?
5.
Apa tanda paragraf atau alinea?
6.
Bagaimana rangka/struktur paragraf atau alinea?
7.
Bagaimana posisi kalimat topik paragraf atau alinea?
8.
Untuk apa pengembangan paragraf atau alinea itu?
9.
Bagaiman teknik pengembangan paragraf atau alinea?
10. Bagaimana pengembangan paragraf menurut teknik
pemaparannya?
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah
tersebut , maka tujuan penulisan makalah ini adalah
1.
Untuk mengetahui mengenai paragraf atau alinea secara umum yang sering
digunakan dalam kegiatan karya tulis.
2.
Untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan paragraf atau alinea itu sendiri,
mulai Dari syarat sebuah paragraf atau hingga berbagai macam bentuk
paragraf atau alinea berdasarkan jenis atau teknik pemaparannya.
Dalam pembuatan makalah ini kami, kami menggunakan
metode kepustakaan sebagai metode utama yang meliputi pencarian informasi yang
berkaitan dengan paragraf atau alinea melalui buku-buku pembelajaran serta
browsing internet.
Manfaat yamg diharapkan dari penulisan ini adalah :
1.
Mahasiswa dan mahasiswi mampu memahami pengertian paragraf atau alinea yang
sering digunakan dalam penulisan karya ilmiah.
2.
Mampu memahami hal-hal berkaitan dengan paragraf atau alinea yang
sering digunakan dalam penulisan karya ilmiah, seperti jenis-jenis
paragraf/alinea, struktur paragraf/alinea, manfaat pengembangan paragaf/alinea
hingga teknik pengembangan paragraf/alinea.
3.
Dapat menjadi tambahan referensi contoh-contoh makalah yang dapat dijadikan
acuan atau pedoman dipembuatan makalah-makalah baik tugas-tugas mata pelajaran
Bahasa Indonesia maupun mata pelajaran yang lainnya.
Paragraf disebut juga alinea. Kata tersebut merupakan
serapan dari bahasa Inggris paragraph. Kata Inggris “paragraf” terbentuk dari
kata Yunani para yang berarti “sebelum” dan grafein “menulis atau menggores”.
Sedangkan kata alinea dari bahasa Belanda dengan ejaan yang sama. Alinea
berarti “mulai dari baris baru” (Adjad Sakri,1992). Paragraf atau alinea tidak
dapat dipisah-pisahkan seperti sekarang, tetapi disambung menjadi satu. Menurut
Lamuddin Finoza, paragraf adalah satuan bentuk bahasa yang biasanya merupakan
gabungan beberapa kalimat, sedangkan dalam bahasa Yunani, sebuah paragraf
(paragraphos, “menulis di samping” atau “tertulis di samping”) adalah suatu
jenis tulisan yang memiliki tujuan atau ide. Jadi, paragraf atau alinea adalah
suatu bagian dari bab pada sebuah karangan yang mana cara penulisannya harus
dimulai dengan baris baru dan kalimat yang membentuk paragraf atau alinea harus
memperlihatkan kesatuan pikiran. Selain itu, kalimat-kalimat dalam sebuah
paragraf atau alinea harus saling berkaitan dan hanya membicarakan satu
gagasan. Bila dalam sebuah paragraf atau alinea terdapat lebih dari satu
gagasan, paragraf atau alinea itu tidak baik dan perlu dipecah menjadi lebih
dari satu paragraf atau alinea. Perhatikan contoh paragraf atau alinea di bawah
ini.
Sampah yang setiap hari kita buang sebenarnya bisa
disederhanakan menjadi dua macam, yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Sampah
organik adalah sampah yang mudah membusuk, seperti sisa makanan dan daun-daunan
yang biasanya basah. Sampah anorganik adalah sampah yang sulit atau yang tidak
bisa membusuk, umpamanya plastik, kaca, logam, kain, dan karet.
Dalam contoh paragraf atau alinea di atas terdapat
satu pokok pembicaraan, yaitu sampah (organik dan anorganik). Masalah
tersebut diungkapkan dengan menggunakan tiga kalimat, bobot ide/gagasan
yangdihasilkan oleh paragraf atau alinea itu tentu lebih tinggi atau lebih luas
jika dibandingkan dengan ide sebuah kalimat.
Paragraf/alinea memiliki fungsi sebagai berikut:
a.
Mengekspresikan gagasan tertulis dengan bentuk suatu pikiran yang
tersusun logis dalam satu kesatuan.
b.
Menandai peralihan gagasan baru dalam sebuah karangan yang terdiri dari
beberapa paragraf.
c.
Memudahkan pengorganisasian gagasan bagi penulis, sehingga pembaca dapat
memahami dengan mudah.
d.
Memudahkan pengendalian variabel dalam karangan.
e.
Berdasarkan uraian diatas kiranya menjadi jelas bahwa alinea atau paragraf
diperlukan untuk menulis karangan. Tanpa kemampuan menyusun paragraf atau
alinea, tidak mungkin bagi seseorang mewujudkan sebuah karangan. Paragraf atau
alinea yang dijadikan contoh pada poin 2.1 sekaligus dapat dianggap sebagai
karangan sederhana. Karangan singkat yang hanya terdiri atas satu alinea itu
tentulah dapat dikembangkan menjadi karangan yang lebih panjang yang terdiri
atas beberapa paragraf atau alinea. Dengan pengembangan itu gagasan karangan
juga makin meluas. Demikianlah peranan paragraf atau alinea dalam membangun
gagasan karangan.
Suatu paragraf/alinea dianggap bermutu dan efektif
mengkomunikasikan gagasan yang didukungnya apabila paragraf/alinea itu lengkap,
artinya mngandung pikiran utama dan pikiran-pikiran penjelas. Di samping itu
sama halnya dengan kalimat, paragraf/alinea harus memenuhi persyaratan
tertentu.(Keraf, 1980:67) Adapun syarat-syarat tersebut antara lain.
1)
Kesatuan (Unity)
Yang dimaksud dengan kesatuan (unity) adalah
bahwa paragraf/alinea tersebut harus memperlihatkan dengan jelas suatu maksud
atau sebuah tema tertentu. Kesatuan di sini tidak boleh diartikan bahwa saja
hanya memuat satu hal saja. Sebuah paragraf/alinea yang mempunyai kesatuan bisa
saja mengandung beberapa hal atau beberapa perincian, tetapi semua unsur tadi
haruslah bersama-sama digerakkan untuk menunjang maksud tunggal. Maksud
tungggal itulah yang ingin disampaikan penulis dalam paragraf/alinea itu
(Keraf, 1980:67).
Jadi kesatuan atau unity di sini bukan berarti
satu atau singkat kalimatnya, melainkan berarti kalimat-kalimat yang ada dalam
paragraf/alinea tersebut menyatu untuk mendukung pikiran utama sehingga
merupakan satu kesatuan yang utuh. Contoh paragraf/alinea yang memenuhi
persyaratan kesatuan.
Masalah mahasiswa di Indonesia umum sekali. Mereka
kebanyakan sulit untuk sepenuhnya memusatkan perhatian pada studi mereka.
Kebanyakan dari mereka adalah pemuda-pemuda dari keluarga biasa yang kurang
mampu. Para mahasiswa itu pun mencari pekerjaan. Oleh karena itu selama belajar
mereka kadang-kadang terganggu oleh keadaan ekonomi.
Apabila
paragraf/alinea di atas kita analisis, akan kita temukan.
Pikiran utama : masalah umum dalam dunia mahasiswa
Pikiran penjelas : sulit memusatkan perhatian
berasal dari keluarga biasa
terganggu oleh ekonomi
Pikiran utama : masalah umum dalam dunia mahasiswa
Pikiran penjelas : sulit memusatkan perhatian
berasal dari keluarga biasa
terganggu oleh ekonomi
Unsur-unsur penunjang pada paragraf/alinea di atas
benar-benar mendukung gagasan utama. Dengan perkataan lain, unsur-unsur
penunjang paragraf/alinea tersebut membentuk kesatuan ide (unity).
2). Kepaduan (Koherensi)
Syarat kedua yang harus dipenuhi sebuah
paragraf/alinea adalah bahwa paragraf/alinea tersebut harus mengandung
koherensi atau kepaduan yang baik. Kepaduan yang baik itu terjadi apabila
hubungan timbal balik antara kalimat-kalimat yang membina paragraf/alinea
tersebut, baik, wajar, dan mudah dipahami tanpa kesulitan. Pembaca dengan mudah
mengikuti jalan pikiran penulis, tanpa merasa bahwa ada sesuatu yang menghambat
atau semacam jurang yang memisahkan sebuah kalimat dari kalimat lainnya, tidak
terasa loncatan-loncatan pikiran yang membingungkan (Keraf, 1980:75).
Kepaduan bergantung dari penyusunan detil-detil dan
gagasan-gagasan sekian macam sehingga pembaca dapat melihat dengan mudah
hubungan antar bgaian-bagian tersebut. Jika sebuah paragraf/alinea tidak
memliki kepaduan, maka pembaca seolah-olah hanya menghadapi suatu kelompok
kalimat yang masing-masing berdiri lepas dari yang lain, masing-masing dengan
gagasannya sendiri, bukan suatu uraian yang integral.
Pendeknya sebuah paragraf/alinea yang tidak memiliki
kepaduan yang baik, akan menghadapkan pembaca dengn loncatan-loncatan pikiran
yang membingungkan, menghadapkan pembaca dengan urutan waktu dan fakta yang
tidak teratur, atau pengembangan gagasan utamanya dengan perincian yang tidak
logis dan tidak lagi berorientasi kepada pokok uatama tadi.
Dengan demikian kalimat-kalimat dalam paragraf
bukanlah kalimat-kalimat yang dapat berdiri sendiri. Kalimat-kalimat tersebut
harus mempunyai hubungan timbal balik, artinya kalimat pertama berhubungan
dengan kalimat kedua, kalimat kedua berhubungan dengan kalimat ketiga, demikian
seterusnya. Koherensi suatu paragraf dapat ditunjukkan oleh.
a.
Pengulangan kata/kelompok kata kunci atau disebut repetisi
b.
Penggantian kata/kelompok kata atau subtitusi
c.
Pengulangan kata/kelompok kata atau transisi
d.
Hubungan implisit atau penghilangan kata/kelompok kata tertentu atau
ellipsis
Berikut ini dikemukakan kata-kata atau frase transisi,
seperti dikemukakan oleh Keraf (1980:80-81).
a.
Hubungan yang menyatakan tambah terhadap sesuatu yang telah disebut,
misalnya: lebih lagi, tambahan, lagi pula, selanjutnya, di damping itu,
akhirnya, dan sebagainya.
b.
Hubungan yang menyatakan pertentangan, misalnya: tetapi, namun,
bagaimanapun juga, sebaliknya, walaupun, demikian, biarpun, meskipun.
c.
Hubungan yang menyatakan perbandingan, misalnya: sama halnya, seperti,
dalam hal yang sama, dalam hal yang demikian, sebagaimana.
d.
Hubungan yang menyatakan akibat, misalnya; sebab itu, oleh sebab itu, oleh
karena itu, jadi, maka, akibatnya, karena itu.
e.
Hubungan yang menyatakan tujuan, misalnya: untuk maksud itu, untuk maksud tertentu,
untuk maksud tersebut, supaya.
f.
Hubungan yang menyatakan singkatan, misalnya contoh intensifikasi:
singkatnya, ringkasnya, secara singkat, pendeknya, pada umumnya, dengan kata
lain, yakni, yaitu, sesungguhnya.
g.
Hubungan yang menyatkn waktu, misalnya: sementara itu, segera, beberapa
saat kemudian, sesudah, kemudian.
h.
Hubungan yang menyatakan tempat, misalnya: di sini, di situ, dekat, di
seberang, berdekatan dengan, berdampingan dengan.
Contoh paragraf/alinea menggunakan transisi yang
benar.
Perkuliahan bahasa Indonesia sering dapat membosankan,
sehingga tidak dapat perhatian sama sekali dari mahasiswa. Hal ini disebabkan
bahwa kuliah yang disajikan dosen sebenarnya merupakan masalah yang sudah
diketahui mahasiswa, atau merupakan masalah yang tidak diperlukan mahasiswa. Di
samping itu mahasiswa yang sudah mempelajari bahasa Indonesia sejak mereka
duduk di bangku sekolah dasar atau sekurang-kurangnya sudah mempelajari bahasa
Indonesia selama dua belas tahun, merasa sudah mampu menggunakan bahasa
Indonesia. Akibatnya memilih atau menentukan bahan kuliah yang akan diberikan
kepada mahasiswa merupakan kesulitan tersendiri bagi para pengajar.
Perhatikan kata atau frase transisi yang digunakan
(digarisbawahi) menatakan hubungan kalimat. Tanpa menggunakan frase transisi
ini tulisan di atas akan terpotong-potong dan hubungan antar kalimat tidak
jelas.
3). Kejelasan
Suatu paragraf/alinea dikatakan lengkap, apabila
kalimat topik ditunjang oleh sejumlah kalimat penjelas. Tentang kalimat-kalimat
penjelas ini sudah dibicarakan di bagian awal tulisan ini, yaitu pada
unsur-unsur paragraf. Kalimat-kalimt penjelas penunjang utama atau penunjang
kedua harus benar-benar menjelaskan pikiran utama. Cara mengembangkan pikiran
utama menjadi paragraf serta hubungan antar kalimat utama dengan kalimat
penjelas (detil-detil penunjang) dapat dilihat dari urutan rinciannya. Rincian
itu dapat diurut secara urutan waktu (kronologis), urutan logis, terdiri atas
sebab-akibat, akibat-sebab, umum-khusus, khusus-umum, urutan ruang (spasial),
urutan proses, contoh-contoh dan dnegan detail fakta.
PengaitParagraf/Alinea
Agar paragraf/alinea menjadi padu digunakan pengait paragraf, yaitu berupa:
Agar paragraf/alinea menjadi padu digunakan pengait paragraf, yaitu berupa:
2.1 Ungkapan penghubung transisi.
2.2 Kata ganti.
2.3 Kata kunci (pengulangan kata yang terpenting)
Dalam sebuah karangan biasanya terdapat tiga macam
paragraf jika dilihat dari segi jenisnya.
Paragraf/Alinea Pembuka
Paragraf ini merupakan pembuka atau pengantar untuk
sampai pada segala pembicaraan yang akan menyusul kemudian. Paragraf pembuka
harus dapat menarik minat dan perhatian pembaca, serta sanggup menghubungkan
pikiran pembaca kepada masalah yang akan disajikan selanjutnya. Salah satu cara
untuk menerik perhatian ini ialah dengna mengutip pertanyaan yang memberikan
rangsangan dari para orang terkemuka atau orang yang terkenal. Sebagai awal
sebuah karangan, paragraf pembuka harus mampu menjalankan fungsi
a.
Menghantar pokok pembicaraan.
b.
Menarik minat dan perhatian pembaca.
c.
Menyiapkan atau menata pikiran pembaca untuk mengetahui isi seluruh
karangan.
Paragraf/Alinea Pengembangan
Paragraf pengembangan ialah paragraf yang terletak
antara paragraf pembuka dan paragraf yang terakhir sekali di dalam bab atau
anak bab. Paragraf ini mengembangkan pokok pembicaraan yang dirancang. Paragraf
pengembangna mengemukakan inti persoalan yang akan dikemukakan. Satu paragraf
dan paragraf lain harus memperlihatkan hubungan dengan cara ekspositoris,
dengan cara deskriptif, dengan cara naratif, atau dengan cara argumentative
yang akan dibicarakan pada halaman-halaman selanjutnya.
Secara lebih rinci dapat dirumuskan bahwa fungsi
paragraf pengembang di dalam karangan adalah
a.
Mengemukakan inti persoalan.
b.
Mempersiapkan dasar atau landasan bagi kesimpulan.
c.
Meringkas alinea sebelumnya.
d.
Menjelaskan hal yang akan diuraikan pada paragraf berikutnya.
Paragraf/Alinea Penutup
Paragraf penutup adalah paragraf yang terdapat pada
akhir karangan atau pada akhir suatu kesatuan yang lebih kecil di dalam
karangan itu. Paragraf penutup berupa simpulan semua pembicaraan yang telah
dipaparkan pada bagian-bagian sebelumnya. Karena paragraf ini dimaksudkan untuk
mengakhiri karangan atau bagian karangan, penyajiannya harus memperhatikan hal
berikut ini.
2.1 Sebagai bagian penutup, paragraf ini tidak boleh
terlalu panjang.
2.2 Isi paragraf harus benar-benar merupakan
penutup atau kesimpulan akhir sebagai
cerminan inti seluruh uraian.
2.3Sebagai bagian paling akhir yang dibaca, hendaknya
paragraf ini dapat
menimbulkan kesan yang mendalam bagi pembacanya.
Sebuah paragraf dapat ditandai dengan memulai kalimat
pertama agak menjorok ke dalam, kira-kira lima ketukan mesin ketik atau
kira-kira dua sentimeter. Agar para pembaca mudah dapat melihat permulaan tiap
paragraf sebab awal paragraf ditandai oleh kalimat permulaannya yang tidak ditulis
dengan sejajar dengan garis margin atau garis pias kiri. Penulis dapat pula
menambahkan tanda sebuah paragraf itu dengan memberikan jarak agak renggang
dari paragraf sebelumnya.
Sebelum membahas mengenai struktur paragraf, yang
perlu kita ketahui adalah ciri-ciri paragraf, yaitu:
a.
Paragraf menggunakan pikiran utama yang dinyatakan dalam kalimat topik.
b.
Setiap paragraf menggunakan satu kalimat topik, selebihnya merupakan
kalimat penjelas dalam menguraikan kalimat topik.
c.
Paragraf mengunakan pikiran penjelas yang dinyatakan dalam kalimat penjelas
paragraf hanya berisi satu kalimat topik dan beberapa kalimat penjelas.
Berdasarkan ciri-ciri tersebut, maka seluruh kalimat
yang membangun paragraf pada umumnya dapat diklasifikasikan atas dua jenis,
yaitu kalimat topik atau kalimat pokok dan kalimat penjelas atau kalimat pendukung.
Kalimat topik adalah kalimat yang berisi ide pokok atau ide utama paragraf.
Kalimat ini merupakan kalimat terpenting yang harus ada dalam setiap paragraf.
Jika kalimat topik tidak ada dalam satu paragraf, berarti ide paragraf itu juga
tidak ada. Adapun kalimat penjelas atau pendukung sesuai dengan namanya
berfungsi mendukung atau menjelaskan ide utama yang terdapat di dalam kalimat
topik.
Ciri kalimat topik dan kalimat penjelas adalah sebagai
berikut.
Ciri kalimat topik:
a.
Mengandung permasalahn yang potensial untukdirinci dsn diuraikan lebih
lanjut.
b.
Merupakan kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri.
c.
Mempunyai arti yang cukup jelas tanpa harus dihubungkan dengan kalimat lain
dalam satu paragraf.
d.
Dapat dibentuk tanpa bantuan kata sambung atau penghubung/transisi.
Ciri kalimat penjelas:
a.
Sering merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri (dari segi arti)
b.
Arti kalimat ini kadang-kadang baru jelas setelah dihubungkan dengan
kalimat lain dalam satu paragraf.
c.
Pembentukannya sering memerlukan bantuan kata sambung atau frasa
penghubung/transisi.
d.
Isinya berupa rincian, keterangan, contoh dan data tambahan lain yang
bersifat memperjelas (mendukung) kalimat topik.
a. Pada Awal Paragraf ( Deduktif)
Kalimat pokok ditempatkan pada bagian awal paragraf
sehingga paragraf bersifat deduktif, yaitu cara penguraian yang menjadikan
pokok permasalahan lebih dahulu, lalu menyusul uraian yang terinci mengenai
permasalahan atau gagasan paragraf (urutan umum-khusus).
Media massa merupakan salah satu sarana penting
untuk membina dan mengembangkan bahasa Indonesia. Melalui media massa setiap hari disebarkan
informasi yang memakai bahasa sebagai sarananya. Dalam penyebaran informasi
itu sudah barang tentu media massa senantiasa memperhatikan pemakaian bahasa
Indonesia. Dalam hubungan tersebut, media massa telah memberi sumbangan yang
berharga bagi pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia.
|
Kalimat topik pada awal paragraf
|
kalimat penjelas
|
b. Akhir Paragraf (
Induktif)
Kalimat pokok yang ditempatkan pada akhir paragraf
akan membentuk paragraf induktif, yaitu cara penguraian yang menyajikan
penjelasan terlebih dahulu, barulah diakhiri dengan pokok pembicaraan (urutan
khusus-umum). Penyajian paragraf dengan cara ini lebih sulit jika
dibandingakan dengan paragraf deduktif, tetapi paragrafnya akan terasa lebih
argumentatif.
Rumah sakit dengan karyawan yang dapat bekerja
secara efisien akan dapat mengatasi persaingan yang ketat. Rumah sakit dewasa
ini bukan lagi sebagai unit pelayanan sosial semata, melainkan lebih
merupakan unit pelayanan sosial-ekonomik. Rumah sakit memerlukan manajer yang
ahli menghitung pengelolaan investasi yang ditanam, pengelolaan sumber daya
manusia yang efisien, serta mampu menghitung dengan tepat biaya pelayanan
medis yang ditawarkan kepada pasien. Kini makin dirasakan perlunya
pemimpin rumah sakit yang mempunyai latar belakang pendidikan Manajemen.
|
kalimat topik pada akhir paragraf
|
kalimat penjelas
|
c. Pada awal dan
akhir paragraf/alinea
Kalimat pokok ditempatkan pada bagian awal dan akhir
paragraf/ alinea sehingga terbentuk paragraf/alinea campuran. Kalimat pada
akhir paragraf/alinea akan lebih bersifat pengulangan atau penegasan kembali
gagasan utama paragraf/alinea yang terdapat pada awal paragraf/alinea.
Pemerintah menyadari bahwa rakyat Indonesia sangat
memerlukan rumah murah, sehat, dan kuat. Departemen PU sudah lama menyelidiki
bahan rumah yang murah, tetapi kuat. Agaknya bahan perlit yang diperoleh dari
batu-batuan gunung berapi sangat menarik perhatian para ahli. Bahan ini tahan
api dan tahan air. Lagi pula bahan perlit dapa dicetak menurut keinginan
seseorang.Usaha ini menunjukkan bahwa pemerintah berusaha membangun rumah
murah, sehat, dan kuat untuk memenuhi keperluan rakyat.
|
Kali-mat topik
|
d. Pada seluruh
paragraf/alinea
Seluruh kalimat yang membangun paragraf/alinea sama
pentingnya sehingga tidak satu pun kalimat khusus menjadi kalimat topik.
Kondisi demikian bisa terjadi akibat sulitnya menentukan kalimat topik karena
kalimat yang satu dengan yang lain sama-sama penting. Paragraf/alinea semacam
ini sering dijumpai dalam uraian-uraian yang bersifat deskriptif dan naratif.
Pagi hari itu aku duduk di bangku yang panjang dalam
taman di belakang rumah. Matahari belum tinggi benar, baru sepenggallah. Sinar
matahari pagi menghangatkan badan. Di depanku bermekaran bung beraneka warna.
Angin pegunungan membelai wajah, membawa harum. Ku hirup hawa pagi yang segar
sepuas-puasku.
|
kalimat topik pada seluruh alinea
|
Mengarang itu adalah usaha mengembangkan beberapa
kalimat topik.
Dengan demikian, dalam karangan itu kita harus
mengembangkan beberapa paragraf demi paragraf. Oleh karena itu, kita harus
hemat menempatkan kalimat topik. Satu paragraf hanya mengandung sebuah kalimat
topik.
Beberapa teknik pengembangan paragraf sebagai berikut:
2.9.1 Generalisasi adalah pengembangan paragraf dengan
mengambil kesimpulan secara umum berdasarkan sejumlah data. Jumlah data atau
peristiwa yang dikemukakan harus cukup dan dapat mewakili pengembangan paragraf
tersebut.
Contoh: Setelah karangan anak - anak kelas tiga
diperiksa, ternyata Ali, Totok, Alex, dan Burhan mendapat nilai 8. Anak- anak
yang lain mendapat nilai 7. Hanya Maman yang mendapat nilai 6, dan tidak
seorang pun mendapat nilai kurang. Boleh dikatakan anak kelas 3 cukup pandai
mengarang.
2.9.2 Analogi adalah pengembangan paragraf dengan
memperbandingkan dua hal yang banyak persamaannya, sehingga dapat menarik
kesimpulan dari persamaan tersebut. Dengan tujuan untuk menjelaskan hal yang
kurang dikenal pada perbandingan itu.
Contoh: Sifat manusia ibarat padi yang terhampar di
sawah yang luas. Ketika manusia itu meraih kepandaian, kebesaran, dan kekayaan,
sifatnya menjadi rendah hati dan dermawan. Begitu pula dengan padi yang semakin
berisi, ia akan semakin merunduk. Apabila padi itu kosong, ia akan berdiri
tegak. Demikian pula dengan manusia apabila diberi kepandaian atau kelebihan,
bersikaplah seperti padi yang selalu merunduk.
2.9.3 Klasifikasi adalah pengenbangan dengan cara
mengkelompokkan benda- benda yang memiliki persaman ciri, sifat, bentuk, dan
ukuran, agar terperinci dalam pengelompokkan.
Contoh: Ketika ribuan peserta Olimpiade Beijing 2008,
puluhan ribu warga London berpesta untuk merayakan kemenangannya dalam Olimpiade
tersebut. Tanpa kecuali Inggris pun melakukan hal yang sama, karena pada tahun
2012 Olimpiade akan dilaksanakan di Inggris, setiap negara bertarung untuk
memperebutkan posisi terbaik mereka dalam menorehkan prestasi. Dimana pada
Olimpiade Beijing, Inggris menorehkan prestasi terbaik dalam 100 tahun
terakhir, merebut posisi empat dengqn 19 emas, 13 perak, dan 15 perunggu.
2.9.4 Perbandingan adalah memperjelas gagasan utama
dengan memperbandingkan hal- hal yang dibicarakan. Dalam hal ini penulus menunjukkan
persamaan dan perbedaan antara dua hal. Dengan memakai konjungsi tetapi,
melainkan, apalagi.
Contoh:Walaupun jelas berbeda dalam bentuk dari
segi dan sudut manapun sudah jelas mangga dan kedondong itu berbeda, mangga
memiliki banyak serat ketika sudah matang, sedangkan kedondong memiliki serat
yang sedikit dan memiliki biji keras ketika sudah masak dan itu sangat berbeda
sekali, tetapi walaupun demikian mangga dan kedondong sangatlah baik untuk kita
konsumsi, karena sama-sama mengandung vitamin C.
2.9.5 Sebab akibat adalah pengembangan yang
dimulai dengan mengemukakan fakta khusus yang menjadi sebab, dan sampai pada
simpulan yang menjadi akibat. Penalaran ini digunakan untuk menerangkan suatu
kejadian dan akibat yang ditimbulkannya atau sebaliknya. Artinya, hubungan
kejadian dan penyebabnyaharus terungkap jelas dan informasinya sesuai dengan
jalan fikiran manusia.
Contoh: Kemarau tahun ini cuku panjang. Sebelumnya
pohon-pohon di hutan sebagai penyerap air banyak yang ditebang. Ditambah lagi
harga pupuk yang semakin mahal dan kurangnya pengetahuan para petani dalam
menggarap lahannya. Oleh karena itu, tida mengherankan panen di daerah ini
selalu gagal.
2.9.6 Akibat sebab adalah pengembangan yang dimulai
dengan fakta husus yang menjadi akibat, kemudian fakta itu dianalisis untuk
diambil kesimpulan.
Contoh: Hasil panen para petani hampir setiap musim
tidak memuaskan. Banyak tanaman mati sebelum berbuah karena diserang hama.
Banyak pula tanaman yang tidak berhasil tumbuh dengan baik. Dan sistem pengairanpun
tidak berjalan sesuai dengan aturannya. Semua itu merupakan akibat dari
kurangnya pengetahuan para petani dalam pengolahan pertanian.
2.9.7 Metode definisi luas adalah usaha untuk
menerapkan dan menerangkan konsep istilah tertentu sehingga memerlukan uraian
yang panjang. Untuk itu perlu memperhatikan klasifikasi konsep dan tidak boleh
mengulang kata atau istilah yang didefinisikan di dalam teks definisi itu
sendiri.
Contoh: Istilah organisasi dalam bahasa Indonesia
berasal dari kata kerja bahasa Latin organizare yang berarti membentuk sebagian
yang menjadi keseluruhan yang saling bergantung dan terkoordinasi. Diantara
para ahli menyebut paduan itu sistem, ada juga yang menamakannya sarana.
2.9.8 Metode alamiah/proses adalah jika isi
penguraiannya berupa suatu proses tindakan atau perbuatan untuk menciptakan
atau menghasilkan sesuatu. Misalnya: proses kerja suatu mesin, tentu sangat
berbeda dengan proses peristiwa sejarah.
Contoh: Proses pembuatan tape adalah sebagai berikut:
Mula – mula disiapkan bahannya ketela yang sudah dikupas kulitnya. Kemudian,
ketela itu dicuci bersih dan ditiriskan. Setelah itu, tanak ketela yang sudah
dipotong – potong, jika sudah matang, angkat. Lalu didinginkan, setelah dingin
campur dengan ragi tape, setelah itu tunggu 3 hari dalam proses fermentasi
tersebut.
2.9.9 Metode gambar adalah dimaksudkan untuk
menambah dan memperjelas pernyataan tertulis. Gambar dicantumkan supaya pembaca
mengetahui gambar yang harus dilihatnya. Pengertian gambar disini meliputi
tabel, grafik, diagram, model peta, gambar tangan, gambar teknik, fotografi.
Paragraf menurut teknik pemapanrannya dapat dibagi dalam
empat macam, yaitu deskriptif, ekspositoris, argumentatif, dan naratif.
a. Deskriptif
Paragraf deskriptif disebut juga paragraf melukiskan.
Paragraf ini melukiskan apa yang terlihat di depan pembicaranya dapa berurutan
dari atas ke bawah atau dari kiri ke kanan. Dengan kata lain, deskriptif
berurusan dengna hal-hal yang tertangkap oleh pancaindera.
Contoh
sebuah paragaf deskriptif
Pasar Taman Wisma adalah sebuah pasar yang sempurna.
Semua barang ada disana. Di toko yang paling depan berderet toko baju seragam
dan sepatu. Di dalam terdapat penjual ikan-ikan yang masih segar-segar dan
berderet. Di samping kanan pasar terdapat penjual sayur-sayuran, bumbu dapur
dan peralatan masak. Di samping kiri pasar terdapat penjual pakain dan
obat-obatan. Pada bagian belakang pasar kita dapat menemukan pedagang daging
dan penjual es cendol.
b. Ekspositoris
Paragraf ekspositoris disebut juga paragraf paparan.
Paragraf ini menampilkan suatu objek. Peninjuannya tertuju pada satu unsur
saja. Penyampaiannya dapat menggunakan perkembangan analisi kronologis atau
keruangan.
Contoh
paragraf ekspositoris
Pasar
Taman Wisma Asri adalah pasar yang kompleks. disamping itu terdapat dua
puluh lima kios penjual kebutuhan sehari-hari. setiap hari rata-rata
terjual dua puluh meter untuk setiap kios. Dari data ini dapat diperkirakan
berapa besarnya uang yang masuk ke kas Bekasi dari pasar Taman Wisma
Asri.
c. Argumentasi
Paragraf argumentasi sebenarnya dapat dimasukkan ke
dalam ekspositoris. Paragraf argumentasi disebut juga persuasi. Paragraf ini
lebih bersifat membujuk atau meyakinkan pembaca terhadap suatu hal atau objek.
Biasanya, paragraf ini menggunakan perkembangan analisis.
Contoh paragraf argumentasi
Industrialisasi di negara kita mendorong mendorong
didirikannya berbagai macam pabrik yang memproduksi beraneka barang.
Pabrik-pabrik itu memberikan lapangan kerja kepada ribuan tenaga kerja, baik
yang berasal dari masyarakat di sekitar pabrik maupun dari daerah-daaerah lain.
Dengan demikian, adanya berbagai macam pabrik dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Di samping itu, beraneka barang yang diproduksi oleh pabrik-pabrik
tersebut telah meningkatkan ekspor non migas serta menghasilkan devisa bagi
negara kita.
d. Naratif
Karangan narasi biasanya dihubung-hubungkan dengan
cerita. Oleh sebab itu, sebuah karangan narasi atau paragraf narasi hanya kia
temukan dalam novel, cerpen, atau hikayat.
Contoh paragraf
naratif :
Siang
itu ibu kelihatan benar-benar marah. Aku sama sekali dilarang keluar rumah.
Bahkan ibu mengatakan bahwa aku tidak akan mendapatkan uang jajan ke sekolah.
Itu semua di gara-gara aku menghilangkan barang kesayangan ibu.
a.
Paragraf/alinea adalah suatu bagian dari bab pada sebuah karangan yang mana
cara penulisannya harus dimulai dengan garis baru.
b.
Secara umum paragraf/alinea diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih
luas dari kalimat
c.
Syara-syarat paragraf/alinea yang baik harus memiliki dua ketentuan yaitu
kesatuan, kepaduan,dan kejelasan paragraf/alinea.
d.
Pembagian paragraf/alinea menurut jenisnya yaitu paragraf/alinea
pengembang, paragraf/alinea pembuka, dan paragraf/alinea penutup.
e.
Paragraf/alinea dapat ditandai dengan memulai kalimat pertama agak menjorok
ke dalam atau memberikan jarak agak renggang dari paragraf sebelumnya.
f.
Rangka atau struktur sebuah paragraf/alinea terdiri atas sebuah kalimat
topik dan beberapa kalimat penjelas.
g.
Ada empat macam cara untuk menempatkan kalimat topik atau kalimat pokok
dalam sebuah paragraf/alinea, yaitu pada awal paragraf/alinea, pada akhir
paragraf/alinea, pada awal dan akhir paragraf/alinea, dan pada seluruh
paragraf/alinea.
h.
Mengarang itu adalah usaha mengembangkan beberapa kalimat topik.
i.
Pada umumnya ada enam metode yang dugunakan untuk pengembangan alinea,
yaitu generalisasi, analogi, klasifikasi, perbandingan, sebab akibat, akibat
sebab, metode definisi, metode alamiah, dan metode bergambar.
j.
Paragraf menurut teknik pemapanrannya dapat dibagi dalam empat macam, yaitu
deskriptif, ekspositoris, argumentatif, dan naratif.
Berdasarkan pembahasan mengenai paragraf/alinea di
bahasa Indonesia, maka
a.
bagi yang ingin membuat suatu karya ilmiah atau hal-hal lain yang
berhubungan dengan penggunaan teknik menulis di dalamnya, maka perlulah
memahami pengertian paragraf/alinea serta hal-hal yang berkaitan dengan
paragraf/alinea itu sendiri, seperti ciri-ciri, syarat penulisan, tanda
paragraf, serta teknik pengembangan paragraf/alinea.
b.
Masing-masing jenis paragraf/alinea dapat dipahami dengan mencari dan
melihat berbagai jenis paragraf/alinea yang ada pada buku-buku materi bahasa
Indonesia maupun melalui informasi yang didapat di internet.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Arifin, E. Zaenal dan S. Amran Tasai. 2009. Cermat Berbahasa Indonesia
untuk Perguruan Tinggi. Jakarta : Akademika Pressindo.
2.
Akhadiah, Sabarti, dkk. 1993. Materi Pokok Bahasa Indonesia. Jakarta
: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Peningkatan Mutu Guru SD Setara
D-II dan Pendidikan Kependudukan.
3.
Finoza, Lamuddin . 2000. KomposisiBahasa Indonesia untuk Mahasiswa Non
Jurusan Bahasa. Jakarta: Mawar Gempita.
4.
Juanda, Asep dan Kaka Rusdyanto . 2007. Intisari Bahasa dan Sastra
Indonesia untuk SMA kelas X, XI, XII. Bandung : CV. Pustaka Setia.
5.
Wardani, I.G.A.K, dkk. 2008. Teknik Menulis Karya Ilmiah. Jakarta :
Universitas Terbuka Departemen Pendidikan Nasional.
Internet :
No comments:
Post a Comment